Monday, April 11, 2011

Tiket Bocor, Gaji Pemain arema Kurang


Adanya kebocoran tiket pada laga home Arema, sebenarnya bukan cerita baru. Meski jarang terekspose, hampir disetiap laga kandang tim berjuluk Singo Edan ini pastinya terjadi yang namanya kebocoran tiket tersebut.
Terakhir saat laga home menghadapi Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan, Minggu (11/4) kemarin, kebocoran tersebut kembali terjadi. Manajemen Arema pun buka suara terkait adanya kebocoran ini.
Maklum dari hasil pertandingan tersebut, manajemen Arema menargetkan mampu membayar satu kali gaji pemain yang hingga saat ini sudah tertunda 2,5 bulan. Sehingga adanya kebocoran tiket tersebut dirasa cukup merugikan tim Arema.
Jumlah kebocorannya pun terbilang cukup tinggi, yaitu Rp 70 juta lebih. Tepatnya manajemen Arema mengalami kerugian Rp 70.410.000. Sedikit banyak nilai kebocoran ini jadi kerugian tersendiri untuk manajemen Arema.
Menurut keterangan Pelaksana Harian PT Arema Indonesia yang juga Ketua Panpel Arema, Abriadi Muhara, adanya kebocoran ini diketahui berdasarkan selisih jumlah penonton yang masuk dengan jumlah tiket yang terjual.
Jika berdasarkan perhitungan yang dilakukan Dispenda Kabupaten Malang, jumlah penonton yang terhitung checker (alat hitung) berjumlah 32.957 orang. Sedangkan jumlah sebenarnya dari tiket yang terjual hanya 29.400 lembar.
’’Jumlah pasti penonton berdasarkan pemasukan tiket ekonomi 27.939 lembar yaitu Rp 838.170.000, tiket VIP 1.298 lembar yaitu Rp 129.800.000, dan tiket VVIP 163 lembar yaitu Rp 24.450.000, total Rp 992.420.000,’’ jelas Abriadi.
’’Angka kebocorannya sangat tinggi kalau berdasar checker Dispenda, total penonton 32.597, sedang total penonton berdasarkan tiket 29.400, selisihnya 3.197. Kalau dipotong freepass sebanyak 850, prediksi penonton masuk tanpa tiket sebanyak 2.347 orang,’’ sambungnya.
Angka dua ribu lebih masuk stadion tanpa memberikan pemasukan pada manajemen Arema tentu bukan nilai yang sedikit. Jika itu dihitung dengan harga tiket ekonomi Rp 30 ribu, maka angka kebocorannya Rp 70.410.000.
Pantas saja, meski kondisi stadion Kanjuruhan sudah terlihat penuh sesak, namun sejatinya tiket yang ada di loket masih tersisa banyak. Diduga, kebocoran tiket ini terjadi lantaran banyaknya tiket aspal (asli tapi palsu) yang beredar.
Apalagi panpel Arema telah memiliki barang bukti adanya tiket aspal tersebut. Sedikitnya ada delapan tiket aspal. Tiket aspal itu dibuat dari tiket asli yang disambung dengan sobekan tiket yang harusnya itu diamankan oleh petugas portir di pintu masuk stadion.
Sehingga ada dugaan, beredarnya tiket aspal ini melibatkan petugas oknum portir. ’’Sebagai evaluasi, maka kita akan mengganti porter yang selama ini dikendalikan Zipur, dan kita juga akan melakukan rolling di bagian tiketing,’’ sebut Abriadi.
Tak hanya melakukan upaya pencegahan tersebut, manajemen Arema juga akan menggelar sayembara terbuka bagi pihak-pihak yang berhasil menangkap penyebar tiket palsu laga home Arema ini bakal mendapatkan hadiah.
’’Jadi bagi yang bisa menangkap oknum ini, kita akan berikan hadiah dan kalau perlu hadiah uang. Karena peredaran tiket palsu ini sangat merugikan Arema. Kita jamin identitas yang melaporkan atau yang menangkap oknum tersebut, karena ini akan langsung diproses secara hukum oleh pihak kepolisian,’’ yakin Abriadi.
Sementara itu, sebagai dampak adanya kebocoran tiket ini, jumlah pemasukan bersih yang diperoleh manajemen Arema ternyata tak sampai Rp 1 miliar. Sedangkan target untuk bisa membayar satu kali gaji pemain sebasar Rp 1,1 miliar.
’’Ya, dengan penghasilan Rp 992 jutaan itu, maka untuk satu kali gaji pemain masih kurang sekitar Rp 300 jutaan,’’ terang Abriadi yang tampaknya harus kembali cari utangan untuk membayar gaji pemain yang rencananya ditransfer hari ini juga. (bua/avi)

No comments:

Post a Comment