Monday, March 28, 2011

Kisruh PSSI , KLUB ISL KHAWATIR


Masa depan sepak bola Indonesia buram. Kisruh yang mewarnai suksesi PSSI periode 2011–2015 membuat kompetisi tertinggi di negeri ini pun ikut terancam eksistensinya.

Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama Liga Indonesia (Ligina) adalah dua kompetisi teratas di negeri ini yang terancam.Semua karena ketidakjelasan masa depan sepak bola Indonesia. Dua kompetisi itu untuk musim 2010/ 2011 sudah bergulir 70% sehingga jika terhenti di tengah jalan karena ketidakpastian bakal merugikan semua pihak.Sejumlah klub ISL pun mulai khawatir kejadian saat kompetisi musim 1997/1998 terulang.

Kala itu Indonesia yang sedang mengalami era awal reformasi harus membubarkan kompetisi di tengah jalan. Kondisi negara yang tak kondusif jadi alasan penghentian kompetisi kala itu.Kini,sepak bola Indonesia yang nasibnya tak menentu bisa saja hal tersebut terjadi. Pelaksana Harian Arema FC Abriadi Muhara menyebut kongres seharusnya bertujuan untuk perbaikan sepak bola Indonesia.

Tapi,kondisi sekarang sangat ironis karena hasil dari proses itu justru kemunduran kualitas sepak bola domestik. ”Sekarang situasinya memang tidak menentu. Tapi,semua harus ingat bahwa apa yang kita lakukan adalah untuk perbaikan. Jangan sampai malah merusak tatanan sepak bola yang sudah ada,”ujar Abriadi. Bagi Arema,jelang Kongres PSSI akhir pekan lalu yang akhirnya gagal,juga menimbulkan masalah bagi mereka.

Sebab, wakil Arema yang muncul di Pekanbaru ada dua pihak.Abriadi yang membawa undangan resmi kongres bertemu dengan M Noer yang bermodal akta notaris yayasan Arema.”Saya berharap muncul sebuah solusi bagus sekaligus tatanan sepak bola yang ada bisa terus berjalan.Kami ingin kemajuan,bukan kemunduran,”tandasnya. Pengelola Deltras Sidoarjo Vigit Waluyo juga mengakui kisruh di pusat akan membawa dampak terhadap klub-klub di daerah.

Apalagi,jika karut-marut sepak bola Indonesia ini tak segera mendapat solusi penyelesaian. ”Sedikit banyak tetap ada pengaruhnya jika terus berlarut-larut.Kami berharap semua cepat selesai agar tidak mengganggu jalannya kompetisi,”kata Vigit di sela-sela acara ‘Rembuk Masa Depan Deltras’. Namun,Vigit tetap yakin jika ISL maupun Divisi Utama musim ini akan tetap berjalan hingga akhir.”PT Liga Indonesia sebagai pengelola kompetisi pasti terus jalan.

Deltras tetap komitmen untuk mengikuti kompetisi hingga akhir,meski dengan berbagai kendala,termasuk masalah dana yang membuat gaji pemain tertunda,”lanjutnya. Sementara dari Palembang,Sriwijaya FC (SFC) khawatir kondisi klub akan terluntalunta jika kompetisi terpengaruh situasi PSSI terkini.Apalagi,ada tiga klub ISL yang kini juga bertarung pada kompetisi level Asia. SFC bersama Persipura Jayapura bersaing di Piala AFC 2011 dan berpeluang berprestasi sangat besar.

Lalu,Arema bersaing di Liga Champions Asia (LCA). Meski kans Arema kecil,hal ini tetap sebuah kebanggaan. Direktur Teknik dan SDM PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) Hendri Zainuddin yang merupakan manajemen SFC menyebut masalah ini mengganggu keberlangsungan kompetisi.Apalagi, Indonesia kini mulai mengawali sepak bola yang akan dijadikan industri.

”Konflik ini bisa bertambah parah jika tidak segera diselesaikan.Harus ada pawang yang bisa menetralisasi perseteruan ini.Ya,dalam hal ini tentunya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Beliau bisa memanggil semua pihak yang bersitegang dan duduk satu meja serta mencarikan jalan keluar terbaik bagi kelanjutan sepak bola Indonesia,”cetusnya.

Hendri menambahkan,perbedaan pendapat itu biasa terjadi,apalagi dalam negara demokrasi seperti Indonesia.Tapi, semua pihak seharusnya bisa menahan diri dan bersikap lebih elegan sehingga kejadian di Pekanbaru tidak perlu terjadi. ●rachmad tomy/kukuh setyawan/ yopie cipta raharja

No comments:

Post a Comment